Pencahayaan jadi elemen penting dalam pembangunan rumah tinggal. Selain pencahayaan alami yang berasal dari sinar matahari, pencahayaan buatan seperti lampu juga wajib ada di setiap rumah. Keberadaan lampu membuat rumah tetap terang di malam hari sehingga penghuni tetap bisa beraktivitas.
Lampu bukan saja berfungsi sebagai penerangan, tetapi juga dipandang mampu menciptakan suasana dalam suatu ruang. Jenis lampu berbeda mempunyai kegunaan dan karakteristik berbeda pula. Itulah mengapa kamu perlu merencanakan pemasangan lampu secara tepat sesuai fungsi ruangan tersebut.
Macam-macam Lampu untuk Rumah
Pemilihan lampu di tiap ruangan di rumah memang perlu diperhatikan secara cermat. Salah pilih lampu bisa membuat kegiatan kamu di ruangan itu terganggu. Contoh, kamu memasang lampu pijar dengan cahaya kekuningan di ruang kerja. Kamu bakal merasa tidak nyaman saat baca buku akibat warna halaman buku yang berubah kekuningan.
Seperti apa lampu yang tepat untuk tiap ruangan di rumah? Ini 5 jenis lampu yang umum digunakan di rumah.
Lampu Neon
Lampu satu ini identik dengan bentuk tabung panjang. Katode lampu neon terbuat dari kawat pijar tungsten. Lampu neon bekerja dengan cara mengalirkan arus listrik pada gas neon dan lapisan fluoresen. Pendaran keduanya itulah yang menghasilkan cahaya.
Dikenal juga sebagai lampu TL atau lampu fluoresen, lampu neon lebih ekonomis dan lebih hemat energi daripada lampu pijar. Lampu berdaya 8 watt bisa memproduksi cahaya dengan intensitas 300-500 lumen. Cocok dipakai di ruang kerja atau ruang keluarga, tetapi kurang pas dipakai di kamar tidur karena bentuknya kurang cantik.
Lampu CFL
Lampu CFL disebut juga lampu neon kompak. Berukuran lebih kecil dibandingkan lampu neon, kadang dijumpai bentuk menyerupai pipa berulir. Lampu CFL hadir di pasaran sebagai alternatif lampu pijar dan diklaim lebih hemat energi.
Dengan daya watt rendah, lampu CFL bisa menghasilkan cahaya sangat terang. Untuk memproduksi cahaya berintensitas 1.250 lumen, lampu ini hanya butuh daya 20 watt saja.
Lampu Pijar
Cahaya lampu pijar diperoleh dari aliran arus listrik menuju filamen wolfram yang memproduksi panas. Begitu panas berada pada suhu tertentu, kawat pijar akan berpendar cahaya. Namun, lampu bohlam dipandang boros listrik karena sebagian besar energinya hanya terpakai memproduksi panas alih-alih mengubah listrik jadi cahaya.
Daya 40 watt untuk menyalakan lampu pijar ini hanya bisa memproduksi 450 lumen cahaya. Meski begitu, lampu pijar digemari karena mampu memberikan cahaya kekuningan yang terkesan hangat sehingga cocok dipasang di ruangan bergaya tradisional.
Lampu Halogen
Prinsip kerja lampu halogen secara umum mirip lampu pijar. Filamen wolfram yang dipanaskan listrik akan berpendar memunculkan cahaya. Perbedaan keduanya terletak pada gas halogen yang mengisi lampu. Gas halogen bisa memperpanjang usia pemakaian lampu.
Namun, untuk menciptakan cahaya berintensitas 300-500 lumen, lampu ini butuh daya 35 watt. Sedikit lebih hemat dibandingkan bohlam, tetapi belum hemat energi. Maka, lampu halogen kerap digunakan secara terbatas untuk menunjang estetika rumah, misalnya pada lampu hias gantung di ruang tamu.
Lampu LED
Lampu Light Emitting Diode atau LED identik dengan gaya hidup modern yang minimalis sekaligus hemat energi. Meskipun harga lampu LED lebih mahal daripada lampu pijar, usia pemakaian lampu ini bisa mencapai 5-10 tahun. Bandingkan dengan bohlam yang hanya 8 bulan saja.
Plus, emisi panas yang dihasilkan lampu LED juga sangat rendah sehingga dapat menekan penggunaan daya listrik sampai 90%. Sebagai gambaran, cahaya delapan buah bohlam ternyata setara dengan satu buah lampu LED. Bentuk lampu ini pun lebih cantik sehingga bisa menyatu dengan semua interior rumah.
Itulah 5 jenis lampu yang cocok digunakan di rumah. Jika kamu tidak yakin memilih dan memasang lampu sendiri, serahkan saja tugas ini pada tukang listrik berpengalaman seperti Credo. Pasti praktis dan aman!
Pingback: Tips Memilih Lampu untuk Berbagai Ruangan - Credo Indoelektra
Pingback: Perbedaan Lampu Bohlam dan Lampu LED - Credo Indoelektra