Anda mungkin merasakan beban pembayaran listrik rumah tangga yang semakin berat karena kenaikan tarif listrik pada waktu tertentu. Terlebih jika kebutuhan listrik di rumah yang tinggi, tentu akan semakin memberatkan, ya?
Sebenarnya, terhitung dari tanggal 1 Januari 2016, terjadi penurunan biaya listrik pada kelompok penyesuaian tarif. Meski begitu, jika Anda melihat daftar penyesuaian tersebut, pasti akan muncul pertanyaan mengapa biaya listrik untuk sektor bisnis lebih ringan jika dibandingkan dengan biaya listrik untuk kebutuhan rumah tangga.
Listrik dengan daya 900 VA dan 1.300 VA sendiri mendominasi kalangan rumah tangga. Sayangnya, pemerintah kini resmi mencabut subsidi untuk listrik 900 VA untuk alasan efisiensi dan supaya subsidi bisa lebih tepat sasaran. Pasalnya, pengguna listrik 900 VA yang mendapatkan subsidi justru berasal dari kalangan menengah yang bisa dikatakan mampu.
Oleh karena itu, kini subsidi listrik hanya diberikan untuk rumah tangga pengguna listrik berdaya 450 VA. Guna bisa mendapatkannya, pengguna pun harus menunjukkan surat keterangan dari RT setempat saat melakukan pengajuan pemasangan listrik.
Mengapa Tarif Listrik Bisnis dan Rumah Tangga Berbeda?
Di sisi lain, biaya listrik untuk bisnis justru dikatakan lebih hemat. Inilah yang membuat masyarakat mulai memikirkan untuk melakukan migrasi listrik dari R1 ke B1. Adanya beda tarif listrik rumah tangga dan bisnis ini dikatakan menguntungkan bagi pelaku UMKM.
Bahkan, jika dilakukan perhitungan, biaya listrik bisnis dikatakan lebih hemat daripada tarif listrik nonsubsidi untuk rumah tangga. Angka penurunan pun sama meski Anda menggunakan listrik prabayar maupun pascabayar.
Tentu saja, ini menjadi angin segar bagi para pelaku usaha yang sangat bergantung pada tenaga listrik saat menjalankan usahanya. Tidak hanya itu, pemilik usaha tidak perlu risau ketika melakukan migrasi listrik dari R1 berdaya 900 VA ke B1 1.300 VA.
Bukan tanpa alasan, saat dilakukan perhitungan tarif, biaya yang dibutuhkan untuk pembayaran keduanya bisa dikatakan tidak jauh berbeda, tetapi daya listrik yang diperoleh jelas lebih besar. Artinya, para pelaku usaha sudah pasti bisa menghemat biaya listrik dan meningkatkan produksi.
Beda tarif listrik rumah tangga dan bisnis ini dilakukan bukan tanpa alasan. Sederhananya, ini disebabkan karena biaya listrik untuk kebutuhan rumah tangga merupakan tarif pada tegangan yang rendah. Sementara itu, pada sektor bisnis dan industri seperti misalnya kelompok I-3 dan I-4 merupakan biaya listrik untuk tegangan menengah dan tinggi.
Lalu, biaya pada tegangan tinggi dikatakan lebih rendah dibandingkan dengan biaya untuk tegangan menengah. Pun, biaya untuk tegangan menengah lebih murah daripada biaya untuk tegangan rendah. Mengapa? Mudahnya, karena listrik pada tegangan rendah bisa langsung digunakan.
Sementara untuk listrik tegangan menengah, konsumen perlu memiliki gardu distribusi dan trafo guna membantu menurunkan tegangan menjadi rendah, begitu pula dengan listrik pada tegangan tinggi dengan biaya yang lebih rendah lagi.
Selain itu, konsumen tentu akan membutuhkan biaya yang tak sedikit guna menyediakan gardu dan trafo tadi. Belum lagi dengan biaya perawatan yang harus dilakukan secara rutin dan mengganti suku cadang apabila ditemukan kerusakan.
Apa Saja Syarat yang Dibutuhkan?
Para pelaku usaha tentu bisa memanfaatkan beda tarif listrik rumah tangga dan bisnis dengan melakukan migrasi listrik. Namun, sebelum melakukan pengajuan, terlebih dahulu persiapkan berkas berikut:
- Nomor meter pada meteran listrik atau bukti pembayaran.
- Kartu identitas.
- Kontak (alamat, nomor telepon, dan email).
- Surat Izin Usaha Perdagangan atau SIUP yang masih berlaku.
Selanjutnya, supaya lebih mudah, Anda cukup menghubungi Credo.id untuk membantu proses migrasi listrik ke B1. Sebagai salah satu jasa kontraktor listrik, Credo.id memiliki tenaga profesional dan jaminan mutu ISO 9001 untuk semua masalah listrik, mulai dari konstruksi, pemasangan atau instalasi, dan perbaikan listrik untuk perumahan dan bisnis dengan harga terjangkau. Semoga bermanfaat.